Don't Copy

Tuesday, November 23, 2010

Surat Tanggapan ke Eramuslim

Dalam sebuah diskusi, seorang rekan mencantumkan sebuah wacana dari Eramuslim yang memaparkan berita tentang bagaimana penanganan di Afghanistan. Barangkali ada baiknya untuk dilihat sebagai berikut.
Eramuslim, Rabu, 24/02/2010 17:25 WIB
Tak Mudah Melumat Taliban

Janji Panglima Nato di Afghanistan, Jendral Mc Chrystal akan melumat Taliban dalam dua pekan tak terbukti. Pergerakan pasukan Nato di Helmand, yang masuk kota ke Marjah sangat lambat. Justru menunjukkan pengecutnya pasukan Nato, yang hanya mampu menggunakan tameng pasukan darat dan polisi Afghanistan, yang ada di garda paling depan menghadapi Taliban. Sementara pasukan Nato, yang terdiri dari marinir dari AS, hanya berlindung di balik tank dan kendaraan pengangkut personil.
 
Secara matematis pasukan Nato, yang digelar di propinsi Helmand itu, jumlahnya mencapai sepertiga atau lebih dari 35.000 pasukan. Dengan dukungan seluruh kekuatan dan persenjataan militer, seperti penyapu ranjau darat, halikopter black hawk, pesawat tempur F.16, dan pesawat tanpa awak (drone), yang terus mengelilingi kota Helmand, dan memuntahkan rudal, ke sasaran-sasaran yang diduga menjadi tempat markas Taliban. Mestinya hanya dengan hitungan jari tangan Taliban sudah punah. Semuanya itu tak terbukti.
Faktanya operasi militer yang menggunakan sandi `Mushtarak', yang dalam bahasa pashtun itu, berarti `bersama', justru yang banyak menjadi korban adalah penduduk sipil, yang terdiri wanita dan anak-anak, yang tidak berdosa. Pihak Nato selalu menuduh Taliban menggunakan penduduk sipil sebagai tameng, menghadapi serangan yang dilakukan pasukan Nato. Seperti ketika iring-iringan bus yang ditumpangi wanita dan anak-anak yang akan meninggalkan kota Marjah, diserang pesawat tempur tanpa awak (drone), yang menyebabkan 24 orang tewas.
Sudah berulang kali pasukan Nato yang menggunakan pesawat tanpa awak itu salah sasaran. Di perbatasan Pakistan-Afghanistan, terutama di Selatan Waziristan, Baluchistan, Boujur, dan Bahmian, tak semuanya yang menjadi korban adalah Taliban. Bulan September tahun 2008, justru yang menjadi korban, adalah anak-anak sekolah. Lebih dari 200 anak sekolah yang ada diperbatasan Pakistan, Selatan Waziristan, tewas oleh serangan pesawat tanpa awak.
 
Inilah sejarah pembataian yang dilakukan AS, sejak zaman Presiden Bush dan dilanjutkan oleh Presiden Barack Obama, terhadap rakyat sipil, di Pakistan, Afghanistan, dan Irak, mencapai eskalasi yang paling luas, dan mengerikan. Pembantaian yang tiada tara terhadap rakyat sipil, yang dilakukan oleh sebuah pemerintahan negara, yang mengaku menganut paham demokrasi, dan mengakui hak-hak sipil, seperti hak-hak dasar, termasuk hak untuk hidup. Justru Obama yang baru mendapatkan hadiah `Nobel Perdamaian', belum lama ini telah mempertontonkan kejahatannya di depan masyarakat dunia, yang tidak hentinya membantai rakyat sipil yang tidak berdosa.

Dengan tidak mengurangi rasa hormat dengan penulis di Eramuslim, barangkali ada baiknya saya sampaikan pandangan yang nyata terjadi di Propinsi Helmand dan Kunar. Karena kebetulan pasukan saya yang menjadi motor disana dan menjadi daerah kerja saya.

1. Tujuan pasukan sekutu saat ini bukan untuk meremukkan atau melumat Taliban, justru untuk ditekan kembali ke kantung kantung resistansi pranata awal mereka. Hal ini selaras dengan kehendak Washington yang akan memasukkan kelompok Taliban kedalam anggota parlemen Republik Islam Afghanistan. Jadi sekali lagi bukan untuk dihancurkan total. Kaum Talib telah melakukan serangan ke basis oposisi Politiknya dan menggunakan event tersebut sebagai batu loncatan untuk menekan perhatian rakyat Afghan umumnya. Sehingga serbuan ke Helmand dan Kunar dimaksudkan untuk menghalau Talib kembali ke daerahnya guna menjamin stabilitas politik internal di Afghanistan.

2. Serbuan ke Marjah memang sedikit lambat karena banyaknya "kontingen lain" yang diwajibkan ikut dalam serbuan kali ini. Sebut saja dua bus penuh wartawan dan pengamat dari badan U.N yang keselamatannya harus dipertanggungjawabkan. Mengingat hampir tiap jengkal tanah ke Marjah di tanam IED maupun booby-traps berupa "bouncing-betty". Sehingga US Marine sebagai pasukan pathfinder Infantry menyisir tiap daerah dan memastikan aman bagi kendaraan pengangkut pasukan NATO lainnya.

3. Pasukan Pakistan dan tentara nasional Afghaistan memang merupakan bagian dari operasi ini. Perlu diingat kembali bahwa Washington meminta agar kepercayaan rakyat Afghan terhadap pemerintah Afghanistan tertata kembali dengan melihat terlibatnya pasukan pemerintah yang syah. Pula saya mengembangkan siasat senjata makan tuan. Dulu recruitment pasukan afghan banyak disusupi simpatisan Talib yang memberi informasi gerakan pasukan sekutu. Sekarang pasukan pemerintah Afghan berpakaian ala Talib dan berdiri diantara kaum Taliban sembari memberi umpan balik informasi (hum-int). Juga anggota pasukan Pakistan menyaru sebagai pemandu untuk menyeberangkan para Talib melalui khayber menuju Pakistan. Begitu kaum Talib melewati perbatasan mereka diringkus dan diserahkan kepada British Army untuk diidentifikasi dan dikembalikan ke daerah asal. Jika masih melakukan kerusuhan lagi dan terbukti maka akan dimasukkan daftar sasaran oleh sniper-team marinir.

British Army, 1st Royal Welsh Brigade

Taktik ini sangat jitu sehingga banyak kaum Talib yang terkecoh dan rasa saling tidak percaya mulai nampak dikalangan mereka sendiri yang akan melemahkan posisi mereka tanpa menimbulkan korban pihak sipil yang signifikan. Entah ini yang dikatakan sebagai pengecut.

4. Pasukan NATO di propinsi Helmand dan Kunar tidak hanya terdiri dari US Marine tetapi justru bulk pasukan terdiri dari US Army, British Army, Pakistan dan Pasukan pemerintah Afghan. US Marine hanya sebagian kecil dan bertindak sebagai pathfinder bagi pasukan NATO beserta combat-support-nya.
Khusus untuk Marjah serangan kami lakukan dengan gabungan dari US Army Stryker Brigade dan US Marine. Yang mana US Army membawa heavy armor berupa Tank M1A2 Abrams beserta APC (Armored Personnel Carrier). Sementara US Marine masih memakai sistem classic Infantry assault.

Saya adalah penganut Infantry tactic yang traditionalist. Sehingga gelar perang darat yang berintikan serangan cepat dan akurat hanya bisa diperoleh dengan ketepatan serangan oleh pasukan Infantry yang mobile yang memiliki akurasi tembakan.

Tidak berusaha menyombongkan diri, kebetulan pengalaman dari 4 serbuan besar mulai dari Battle of An-Nasiriyah, Battle of Al-Fallujah (Op. Al-Fajr), Ramadi kesemuanya di Iraq, hingga Lashkar-Gah (Afghan) dan baru baru ini di Marjah (Op. Moshtarak), saya selalu kebagian tugas sebagai komandan pasukan ujung tombak. Semuanya saya lakukan dengan pendekatan Infantry assault.
Tak kurang dulu seorang pemimpin spiritual terkenal di Iraq yaitu Muqtada "the Mookie" Al-Sadr terbirit birit lari Ke Iran dan tentara Mahdi-nya hancur dibabat pasukan saya hanya dengan 1 battalion Marinir di Battle of Najaf Iraq. Akibat perintah dari pusat, maka jepitan tidak diteruskan lebih lanjut karena Mr Mookie bersedia duduk di parlemen.

Sudah sejak sebulan lalu Marjah direbut oleh pasukan saya. Sekarang tanggung jawab telah diserahkan kepada Tentara Nasional Republik Islam Afghanistan dan kepolisian, yang di back-up oleh British Army.

US Marine in Op. Moshtarak

Heli EVAC

Army-Marine in Op. Moshtarak

5. Secara "matematis" (LOL) justru tidak lebih dari 18.000 yang asli US/British selebihnya adalah pasukan nasional Afghan.

6. Beberapa otak penting dibelakang insurgensi Taliban telah tertangkap seputar operasi Moshtarak. Yaitu
a. Mollah Abdul Ghani Baradar yang merupakan orang nomor 2 Setelah Mollah Omar,
b. Mollah Salam.
c. Hakimullah Mehsud (tewas).

Hingga saat ini di kedua propinsi konsentrasi Taliban telah berkurang jauh. Kebanyakan berbaur ke penduduk bahkan lari menyebrangi perbatasan menuju pakistan. Oleh sebab itu target tujuan utama telah terpenuhi yaitu Counter-Insurgency yang bertujuan melemahkan pasukan Talib dan memaksanya kembali ke kantung kantung awal mereka.

Jadi sekali lagi tujuan operasi ini justru tidak meremukkan Taliban, seperti halnya "al Mookie" dan pengikutnya di Sadr City tidak ditumpas habis. Melainkan dilemahkan agar tidak menjadi opressive dan menimbulkan jatuhnya korban sipil. Selebihnya diajak untuk menjadi bagian dari parlemen gabungan dalam Republik Islam Afghanistan.

Mohon maaf jika ada beberapa gambar membuat beberapa rekan muslim menjadi tidak berkenan.

Semper Fi,
Sumber;http://hhsamosir.blogspot.com/2010/03/surat-tanggapan-ke-eramuslim.html#links

No comments:

Post a Comment