Siapa yang tidak kenal dengan senjata yang sering disebut dengan nama generik M16? Senjata ini sudah memasuki era Lima dasawarsa alias lima puluh tahun. Dan sudah di copy maupun di produksi oleh berbagai negara. Sebagai salah satu senjata legendaris dan modern military iconic ini, M16 sudah memasuki beberapa kali proses upgrade yang sesui dengan tuntutan jaman.
Bermula sekitar tahun 1953 hingga tahun 1958 US Departement of Defense mengadakan riset dengan nama "Project Salvo" untuk mengembangkan sebuah senjata yang ringan, dengan casing peluru berdasarkan select-fire, hi-velocity .22 caliber cartridge. Yang kemudian dilanjutkan dengan penelitian bersama oleh Armalite, Remington dan Sierra-Bullets mengembangkan casing peluru baru dengan basis senapan buru Remington .222 maupun Remington Magnum cartridge.
Peluru jenis baru tersebut dengan klasifikasi caliber .223 Remington mempunyai metric designation 5.56x45mm.
Tujuan dari pengembangan tersebut mempunyai beberapa penekanan pokok, yaitu:
Sekitar tahun 1964 US Air Force adalah satuan yang pertama kali memakai produksi senjata hasil riset oleh COLT setelah lisensi product dibeli dari Armalite, dengan kode AR-15 rifle. Sedangkan US Army membelinya dengan spesifikasi kode sebagai XM16-E1. Perbedaanya dengan spec AR-15 adalah XM16-E1 mempunyai fungsi "Forward-Assist" yaitu penggerakan secara manual bolt jika terjadi casing-jammed. Pada tanggal February 28 1967 XM16-E1 diberi nama resmi sebagai US Rifle 5.56 M16-A1 dengan spec:
Juga para militer Traditionalist yang masih mengagungkan kaliber 7.62 menganggap kaliber 5.56 sebagai senjata mainan setara senapan angin, seperti dalam kalimat: "This BB-gun ain't hurt nobody..!"
Padahal letak kesalahannya melulu pada penggantian powder spec dari Dupont IMR menjadi standar ball powder, yang jika tidak sering dibersihkan akan menjadi jammed akibat fouling residu. Juga akibat kesalahan pabrikan yang mempromosikan sebagai "low maintenance" sehingga salah kaprah.
Beberapa tahun kemudian mulai dikembangkan M16A1-E1 dengan menambah cleaning-kit serta melapisi barrel, chamber dan bolt dengan chrome agar lebih corrosion resistant. Juga penambahan jumlah peluru dari 20 menjadi 30 rounds agar menyamai standar Soviet/Chinese AK47 dilapangan. Demikian juga dalam balistik yang dikembangkan oleh FN Belgia, sehingga menggeser balistik M193 yang sering bermasalah dengan SS109/55.6mm NATO. Perbedaanya adalah dengan menurunkan kecepatan muzzle agar stabil dalam jarak lebih jauh dengan merubah rifling (twist pada barrel) dari 1:12 menjadi 1:7 (1 kali rotasi peluru di barrel sepanjang 7 inches). Rear-sights juga mulai dibenahi dengan adjustable range dan windage. Merekonstruksi full-auto burst dengan 3-burst agar menghemat peluru. Dari pembenahan M16A1-E1 ini sejak tahun 1981 diberi nama resmi US Rifle 5.56 M16-A2.
M16-A4 lebih menyerupai spec M16-A2 sedangkan M16-A3 memiliki Full-Auto burst dibanding 3-burst.
Sebagai Marinir saya menyukai masing kaliber dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Walaupun dalam anggapan saya "size Does matter", berdasarkan pengalaman saya memakai kaliber peluru mulai dari 5.56, 7.62 dan 12.7 (.50cal). Bagaimanapun 5.56 NATO cukup handal dalam perang asal cara membersihkan senjata merupakan "ritual". Toh untuk jarak jauh dengan senapan Sniper-Rifle yang berdasarkan spec 7.62 NATO M14 masih merupakan primadona yang saat ini belum dapat digantikan oleh senjata apapun dalam hal akurasi dan erginomis senjata.
Semasa tugas di Afghanistan dan Iraq saya memilih untuk mengandalkan senjata yang telah terbukti ampuh dalam bidang masing masing yaitu M16-A3, M40-A3, dan untuk side-arm saya lebih memilih pistol M1911 .45 ACP buatan Kimber TLE II dibandingkan M9 9mm Berreta.
Semper Fi,
Bermula sekitar tahun 1953 hingga tahun 1958 US Departement of Defense mengadakan riset dengan nama "Project Salvo" untuk mengembangkan sebuah senjata yang ringan, dengan casing peluru berdasarkan select-fire, hi-velocity .22 caliber cartridge. Yang kemudian dilanjutkan dengan penelitian bersama oleh Armalite, Remington dan Sierra-Bullets mengembangkan casing peluru baru dengan basis senapan buru Remington .222 maupun Remington Magnum cartridge.
Peluru jenis baru tersebut dengan klasifikasi caliber .223 Remington mempunyai metric designation 5.56x45mm.
Tujuan dari pengembangan tersebut mempunyai beberapa penekanan pokok, yaitu:
- lebih ringan dari standar peluru Infantry sebelumnya 7.62x51mm NATO
- mempunyai kecepatan yang lebih tinggi
- mempunyai tingkat akurasi yang tinggi
Sekitar tahun 1964 US Air Force adalah satuan yang pertama kali memakai produksi senjata hasil riset oleh COLT setelah lisensi product dibeli dari Armalite, dengan kode AR-15 rifle. Sedangkan US Army membelinya dengan spesifikasi kode sebagai XM16-E1. Perbedaanya dengan spec AR-15 adalah XM16-E1 mempunyai fungsi "Forward-Assist" yaitu penggerakan secara manual bolt jika terjadi casing-jammed. Pada tanggal February 28 1967 XM16-E1 diberi nama resmi sebagai US Rifle 5.56 M16-A1 dengan spec:
- Caliber: 5.56x45mm (.223 Remington)
- Action gas operated, rotating bolt
- Panjang total: 986 mm
- Panjang laras: 508 mm
- Berat kosong: 2.89 kg
- Magazine: 20 rnds
- Rate of fire: 650 - 750 rnds/min.
- Muzzle velocity: 945 m/det
- Maximum effective range: 460 m.
Juga para militer Traditionalist yang masih mengagungkan kaliber 7.62 menganggap kaliber 5.56 sebagai senjata mainan setara senapan angin, seperti dalam kalimat: "This BB-gun ain't hurt nobody..!"
Padahal letak kesalahannya melulu pada penggantian powder spec dari Dupont IMR menjadi standar ball powder, yang jika tidak sering dibersihkan akan menjadi jammed akibat fouling residu. Juga akibat kesalahan pabrikan yang mempromosikan sebagai "low maintenance" sehingga salah kaprah.
Beberapa tahun kemudian mulai dikembangkan M16A1-E1 dengan menambah cleaning-kit serta melapisi barrel, chamber dan bolt dengan chrome agar lebih corrosion resistant. Juga penambahan jumlah peluru dari 20 menjadi 30 rounds agar menyamai standar Soviet/Chinese AK47 dilapangan. Demikian juga dalam balistik yang dikembangkan oleh FN Belgia, sehingga menggeser balistik M193 yang sering bermasalah dengan SS109/55.6mm NATO. Perbedaanya adalah dengan menurunkan kecepatan muzzle agar stabil dalam jarak lebih jauh dengan merubah rifling (twist pada barrel) dari 1:12 menjadi 1:7 (1 kali rotasi peluru di barrel sepanjang 7 inches). Rear-sights juga mulai dibenahi dengan adjustable range dan windage. Merekonstruksi full-auto burst dengan 3-burst agar menghemat peluru. Dari pembenahan M16A1-E1 ini sejak tahun 1981 diberi nama resmi US Rifle 5.56 M16-A2.
- Caliber: 5.56x45mm (.223 Remington)
- Action gas operated, rotating bolt
- Panjang total: 1006 mm
- Panjang laras: 508 mm
- Berat kosong: 3.77 kg
- Magazine: 30 rnds
- Rate of fire: 800 rnds/min.
- Muzzle velocity: 975 m/det
- Maximum effective range: 550 m.
M16-A4 lebih menyerupai spec M16-A2 sedangkan M16-A3 memiliki Full-Auto burst dibanding 3-burst.
Sebagai Marinir saya menyukai masing kaliber dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Walaupun dalam anggapan saya "size Does matter", berdasarkan pengalaman saya memakai kaliber peluru mulai dari 5.56, 7.62 dan 12.7 (.50cal). Bagaimanapun 5.56 NATO cukup handal dalam perang asal cara membersihkan senjata merupakan "ritual". Toh untuk jarak jauh dengan senapan Sniper-Rifle yang berdasarkan spec 7.62 NATO M14 masih merupakan primadona yang saat ini belum dapat digantikan oleh senjata apapun dalam hal akurasi dan erginomis senjata.
Semasa tugas di Afghanistan dan Iraq saya memilih untuk mengandalkan senjata yang telah terbukti ampuh dalam bidang masing masing yaitu M16-A3, M40-A3, dan untuk side-arm saya lebih memilih pistol M1911 .45 ACP buatan Kimber TLE II dibandingkan M9 9mm Berreta.
Semper Fi,
Sumber;
http://hhsamosir.blogspot.com/2008/04/m16-infantry-rifle.html#links