Don't Copy

Tuesday, November 23, 2010

KRISS sub-machine Gun

Beberapa hari lalu saya di beri sample untuk mencoba senjata serbu jenis sub-machine gun. Senjata jenis ini memang mutlak diperlukan untuk room-clearing technique. Dari berbagai komponen yang disediakan akan saya bandingkan kegunaan serta effektifitasnya secara seksama. Beberapa senjata tersebut adalah Heckler & Koch (HK) MP-5 versi US Navy yang memakai kode "N" yaitu dengan tambahan Titanium dan parkerized agar lebih tahan karat. seperti MP5-N maupun yang memakai peredam MP5-SD3. Yang kedua adalah seperti biasa UZI sub-machine gun. Serta yang terakhir adalah KRISS super V system.

Sedikit catatan: KRISS ternyata diambil dari nama KERIS yaitu sejenis senjata tajam berliuk seperti ular dari Indonesia yang biasanya dianggap sebagai pusaka.

Jika dilihat secara breakdown maka perbandingan dapat dibagi dalam beberapa pokok sebagai berikut:

1. UZI-SMG produksi IMI Israel, FN Herstal maupun Norinco














  • Ammo: 9mm x 19 Parabellum
  • Operation: Blowback firing Open or Closed Bolt Position.
  • Mode: Automatic or Semi-Auto.
  • Riffling: 4 grooves, atau 1 putaran penuh tiap 254mm (twist).
  • Kec. Muzzle: 375 ~ 400 m/det
  • Rates of Fire 600 rds/min
  • Panjang laras: 260 UZI, 197 mini UZI
Kelemahan dari UZI adalah dari operasi sistem Open-Bolt design yang sangat mempengaruhi akurasi tembakan. Sehingga grouping tembakan untuk jarak menengah-pendek akan terlihat menyebar. Oleh sebab itu UZI hanya cocok untuk tembakan jarak dekat.

2. MP5 produksi Heckler & Koch Germany












  • Ammo: 9mm x 19 Parabellum
  • Operation: Recoil operated, Delayed roller locked-bolt. (Retarded blow back)
  • Mode: Automatic or Semi-Auto.
  • Riffling: 6 grooves right hand twist.
  • Kec. Muzzle: 400 m/det (1312 ft/s)
  • Rates of Fire 800 rds/min
  • Panjang laras: 220mm


Senjata jenis ini memang banyak dipakai oleh banyak angkatan bersenjata di berbagai negara, termasuk Indonesia. Terutama dipakai oleh beberapa pasukan khusus yang cukup terkenal. Memang secara utility merupakan senjata standar room-clearing bagi pasukan khusus seperti Navy SEALs, maupun pasukan pengawal VVIP serta kepala negara. Hanya ada sedikit kelemahan senjata ini, yaitu kurangnya stopping power dalam melaksanakan operasi. Padahal untuk light infantry yang memiliki mobilitas tinggi, ketepatan menembak merupakan proyeksi stopping power yang cukup dominan yang sangat kentara.

Dari dua senjata diatas, semuanya memiliki kaliber 9mm Para. Untuk senjata yang ketiga mempunyai kaliber lebih besar yaitu cal .45 ACP, yang secara konotatif setara dengan senapan mesin Thompson era WW2. Kaliber 45 memang sangat sulit dikendalikan apalagi jika dipakai dalam mode Auto maupun Semi-Auto. Hal ini akibat energi tolak yang cukup ter-akumulatif hingga mempengaruhi efisiensi akurasi.

Tetapi hal ini dapat dijawab oleh senjata model baru KRISS super V system. KRISS merupakan nama yang diberikan dengan mengadopsi nama senjata pusaka dari Indonesia yang berliuk liuk layaknya ular naga yang sering disebut KERIS, buatan para Mpu sakti jaman dahulu.
Yang ditawarkan sangat berseberangan dengan dictum Automatic Weapon secara tradisional yaitu: Terlalu berat, terlalu banyak moving-parts, terlalu sulit maintain tembakan, menghasilkan unnecessary level of recoil dan muzzle climb.
Sebaliknya KRISS membuat re-directing recoil energi yang biasanya horizontal menjadi tekanan vertikal. Kemudian dengan adanya tekanan ini mengaktifkan counter balancing-mass untuk menyerap hentakan. Sehingga yang terjadi adalah less recoil yang berakibat operator dapat melakukan tembakan secara prima.

3. KRISS super V XSMG system produksi T.D.I (US)









  • Ammo: .45 ACP
  • Operation: V system delayed blowback
  • Mode: Automatic or Semi-Auto, Single
  • Riffling: N/A
  • Kec. Muzzle: 375 m/det
  • Rates of Fire 800 - 1100 rds/min
  • Panjang laras: 5.5 inches





Dari pengalaman dengan memakai KRISS memang recoil terasa sangat "lembut" dibanding dengan recoil kaliber 9mm. Disamping itu grouping tembakan sangat sempurna. Dua tembakan dapat menjatuhkan sasaran baja secara telak dengan jarak projektil 3 cm antara dua tembakan tersebut. Demikian juga jika memakai Full_Auto burst.

Saya pribadi menyukai tehnik operasi senjata ini. Disamping itu, senjata juga dilengkapi dengan surefire flashlight tepat diatas laras yang dapat dipakai operator dalam kegelapan malam. Forward grip, juga mantap. Tanpa ada rasa licin dipermukaan metal tersebut, seandainya telapak tangan dipenuhi keringat. Secara keseluruhan, walaupun senjata ini masih dalam tahap awal pengembangan, saya sudah jatuh-cinta. Mengingat patokan yang saya yakini dalam CQB dan room-clearing sudah tercapai yaitu dalam hal stopping power, agility, ergonomics, serta konstruksinya yang handal.

Semper Fi,


 Sumber;
 http://hhsamosir.blogspot.com/2008/06/kriss-sub-machine-gun.html#links

No comments:

Post a Comment